Smaliska Go International

Immersion Program to Malaysia 2023

Smaliska selalu berenovasi dengan program-program baru agar dapat bersaing dengan SMA sekitar. Program baru tersebut, bukan sembarang program. Smaliska menjalin relasi dengan saudara serumpun kita! Ya, “Immersion Program to Malaysia 2023” menjadi terobosan baru Smaliska untuk mengembangkan kebhinekaan global bagi para siswanya. Bagaimana persiapan serta berjalannya program baru ini? Mari kita simak ulasan berikut ini.

Untuk menunjukkan eksistensinya dalam bidang akademis, Smaliska tak berhenti untuk selalu berinovasi setiap tahunnya. Salah satunya dengan adanya Immersion Program. Ternyata agenda tersebut sudah direncanakan sejak awal berdirinya kelas internasional. Tepatnya 3 tahun lalu. Namun Immersion Program baru bisa direalisasikan pada tahun ini karena terhalang pandemi COVID-19.

Peserta yang mengikuti program ini berasal dari siswa kelas 10, 11, dan 12 yang berminat. Jumlah awal peserta secara keseluruhan adalah 34 siswa. Akan tetapi karena beberapa siswa mengalami kendala maka jumlah peserta berkurang menjadi 19 siswa. Siswa yang mengikuti program tersebut berasal dari kelas internasional. Bapak dan ibu guru yang mendampingi program tersebut adalah Bapak Drs. Suharyono AZ, M.Kom; Bapak Yos Widiarto, S.Pd; dan Ibu Henny Indarti, S.Pd .

Dari sebelas negara yang ada di wilayah Asia Tenggara, Malaysia menjadi tujuan program imersi di tahun 2023 ini. Mengapa? Selain karena akomodasinya terjangkau untuk kawasan Asia Tenggara, Smaliska sendiri juga sudah mempunyai koneksi di Negeri Jiran ini. Adanya relasi koneksi di Malaysia inilah mempermudah Smaliska untuk menjalankan Immersion Program pertamanya. Smaliska tidak menggunakan jasa biro travel selama menjalankan program tersebut sehingga biaya yang dikeluarkan siswa pun jadi lebih terjangkau. Untuk biaya yang dikeluarkan per siswa adalah sebesar Rp 5.500.000,00 belum termasuk biaya pembuatan paspor. Biaya tersebut hanya mencakup biaya makan, transportasi, dan penginapan.

“Program ini bukan program rekreasi. Jadi, sekali lagi program immersion ini itu program pencelupan, maksudnya suatu program yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada peserta tentang bagaimana bersekolah di negara tersebut. Program pencelupan, program cross cultural, jadi fungsinya itu seperti misi sekolah yang nomor 5 ‘mengembangkan kebhinekaan global’ juga visi sekolah yakni ‘berwawasan luas’ maka tentu saja ada cross culture yakni persilangan budaya,” papar Sir Yos mengenai Immersion Program.

Rangkaian kegiatan Immersion Program berlangsung selama 4 hari 3 malam di Malaysia, tepatnya pada tanggal 15-18 Maret lalu. Para peserta setelah turun dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA), langsung melakukan lawatan ke Putrajaya (daerah istana negara). Lawatan tersebut bertujuan untuk menjalin relasi dengan Sekolah ABIM. Lawatan tersebut berakhir sampai sore. Malamnya, menginap di Bangi dan makan malam bersama dengan Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM).

Pada hari kedua, Smaliska melakukan kegiatan bersama Universiti Selangor (UNISEL). Setelah itu melakukan lawatan ke International Islamic University Malaysia (IIUM). Pada hari ketiga setelah selesai melakukan program kegiatan institusi, para peserta berwisata di Kuala Lumpur. Dimulai dari Beryls Chocolate Factory, Istana Negara, dan Planetarium Negara. Kemudian disambung lawatan ke Pasar Seni, KLCC, dan Bukit Bintang. Untuk hari keempat, destinasi terakhir para peserta adalah Nasyrul Qur’an Tour yakni tempat yang merupakan pusat pencetakan Al-Quran kedua terbesar di dunia. 

Program tersebut merupakan program yang berkelanjutan. Jadi, untuk tahun depan akan diadakan Immersion Program lagi. Walaupun para peserta telah selesai melakukan kegiatan di Malaysia, Smaliska tetap membina baik dengan relasi di sana yakni dengan UNISEL dan Sekolah ABIM. Adapun untuk rencaba kegiatan Immersion Program selanjutnya adalah pertukaran pelajar. Rincian biaya untuk program pertukaran pelajar sama dengan program imersi dan peserta hanya perlu membayar uang makan saja.

Persiapan Program Immersi cukup memakan waktu hingga berbulan-bulan. Yakni sejak tahun awal pelajaran, tepatnya bulan September lalu. Untuk saat ini peserta Immersion Program tidak diseleksi, namun apabila peminatnya melebihi batas kuota maka akan diadakan tahapan seleksi. Terutama untuk program pertukaran pelajar.

“Kalau mau ikut monggo, program ini terbuka tidak hanya untuk kelas internasional. Terbuka untuk semua unit di Yapalis. SMK dan SMP pun boleh, karena MOU kita ditandatangani yayasan,” tutur Sir Yos.

Immersion Progam tersebut bermanfaat bagi siswa-siswi yang mengikutinya. Manfaatnya antara lain seperti adanya perubahan mindset mengenai kebhinekaan global, adanya kesan yang berbeda, bertambahnya wawasan mengenai pengalaman baru, dan bertambahnya semangat nasionalisme. Hal itu berbanding lurus dengan visi misi Smaliska, yakni membuka wawasan dan mengembangkan kebhinekaan global. Smaliska ingin memberi pengalaman belajar terutama pada siswa kelas internasional. Program tersebut membekali siswa ketika mereka berkuliah maupun bekerja di luar negeri. Tujuan utamanya adalah agar siswa kelas internasional terbuka wawasannya sehingga berkemauan dan bersedia belajar ke luar negeri.

Bagaimana sobat? Tertarik menjadi bagian dari the next Immersion Program? Negara mana lagi yang akan menjadi tujuan the next Immersion Program? Kita tunggu info selanjutnya. (hyo, peony, ANA)