- SMA Al-Islam Krian telah membuka pendaftaran peserta didik baru melalui inden di sekolah
- SMA Al-Islam Krian telah membuka pendaftaran peserta didik baru melalui inden di sekolah
Sah! Smaliska Siapkan 540 Generasi Hebat Lewat 7 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Yang terakhir, Seru!
SMALISKA – SMA Al-Islam Krian menggelar acara gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diikuti oleh 540 siswa kelas XII. Adapun tema yang diangkat yaitu “Bhineka Tunggal Ika” dengan topik “Bersatu Melangkah dalam Kebhinekaan”. Acara gelar karya ini dilaksanakan pada tanggal 22 November 2024 sejak pukul 07.15 sampai 11.30. Acara dibuka dengan sambutan dari kepala sekolah SMA Al-Islam Krian, bapak Drs. Suharyono AZ, M.Kom. Dilanjut dengan sambutan dari koordinator ketua fasilitator bapak Muhammad Nawawi M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan P5 kali ini bertujuan untuk merayakan keragaman budaya Indonesia melalui eksplorasi tari tradisional berbagai daerah di Indonesia. “Yang awalnya tidak bisa menari menjadi bisa menari, yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Inilah tujuan dari kegiatan P5 kali ini, bisa mengenal banyak budaya, bisa mengenal banyak suku dan tariannya juga.” ujar Bapak Nawawi.
Acara dibuka dengan penampilan tari Pelajar Pancasila dari ketua tim fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tahun ajaran 2024-2025. Acara dilanjut dengan penampilan hasil karya kelas XII yang sudah bekerja keras berlatih selama 2 minggu. Tidak hanya menampilkan tarian saja, siswa juga mendalami latar belakang kebudayaan daerah yang telah dipilih. Secara keseluruhan ada lebih dari 70 tarian daerah dari 30 provinsi yang ditampilkan oleh para siswa. Penampilan gelar karya kali ini diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh siswa kelas XII, mereka menyiapkan gerakan dan kostum dengan totalitas dan luar biasa. Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kali ini merupakan projek terakhir dari kelas XII selama belajar di SMA Al-Islam Krian. Mereka sudah menyelesaikan dengan baik 7 projek selama 2,5 tahun tahun ini. Kelas XII ini adalah angkatan pertama yang sudah menjalani projek ini dengan sempurna sesuai dengan Kurikulum Merdeka dibawah komando bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan periode yang lalu. “Kalian adalah yang pertama kali menjalani projek ini lengkap 7 tema, selamat!” Ucap dengan bangga bapak Kepala Sekolah saat sambutan.
Gemuruh tepuk tangan mengiringi kebanggan itu “Alhamdulillah akhirnya projek terakhir kita seru, saya senang karena teman-teman kompak dan menunggu hari ini tiba,” jelas Bagus, siswa kelas XII-2 dengan penuh senyuman, baginya projek yang terakhir akan menjadi kenangan bersama teman-teman kelasnya, dengan belajar kerjasama, saling menghargai, belajar banyak budaya dan keragaman.
Sebelum menjadi pertunjukan tari tradisional tiap-tiap daerah, siswa mengambil nama-nama daerah secara acak yang mana nantinya akan didalami sebagai proses kebhinekaan. Pada tahap awal siswa mendalami tentang kebudayaan daerah, kebhinekaan, dan persatuan. Selanjutnya pendalaman tradisi sampai kepada tari tradisional daerah yang sudah dipilih.
Projek ini sepenuhnya bergantung pada kreativitas siswa, mulai dari memilih tariannya, kostum yang akan dipakai, “projek terakhir kita tidak banyak biaya, tergantung kreativitas masing-masing kelas, seru banget pokoknya, apalagi fasilitatornya bisa mengimbangi kita, projek ini bikin anak kerja semua dan saling merhargai,” jelas Ega dengan antusias saat diwawancarai, siswa kelas XII-13 yang mendapatkan tarian DKI Jakarta dan Jambi ini sangat berterimakasih kepada seluruh guru-guru yang merespon baik atas penampilannya “tadi ada guru yang bilang tariannya asik, lagunya juga asik,” katanya.
Ibu Siti Mariyah, S.S. selaku ketua fasilitator menyampaikan bahwa selain kreativitas perlu juga kepercayaan diri dan kekompakan tim, karena yang mereka dalami hakikatnya adalah tentang kelompok dan perbedaan antar kelompok. Guru bahasa Indonesia ini berharap siswa bisa menangkap pesan yang tersembunyi ini, harapan ini ternyata sejalan dengan apa yang dirasakan oleh siswa kelas XII, terwakili oleh Manda teman dari Ega kelas XII-13, baginya dengan adanya projek ini ia semakin percaya diri, yang biasanya tidak mau tampil akhirnya berani tampil karena ini demi kebaikan kelas, “ternyata tampil di depan umum apalagi menari yang bukan tari tradisional suku saya tak semenakutkan yang saya bayangkan, bahkan menyenangkan” lanjutnya dengan antusias. Kekompakan dan kebersamaan sangat tampak saat penampilan dimulai, “Projeknya rame, anak-anak makin kompak, ini angin segar untuk kita kelas XII yang dulunya di kelas XI nggak ada begininya,” ungkap Syahada, siswa yang membawakan tarian papua dan jawa barat, “pas adek kelas asik, kita tidak, akhirnya kita asik juga di projek terakhir, yang jelas sebagai angkatan pertama yang baru menyelesaikan projek di Kurikulum Merdeka, saya puas,” tambah siswa yang lahir di Tangerang itu.
Bapak Gunawan Amiruddin Hasan, S.Pd berharap melalui kegiatan ini, siswa dapat mengembangkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, sekaligus membangun karakter yang kuat dan toleran. Pak Gunawan menambahkan bahwa projek ini merupakan langkah awal menuju Indonesia yang lebih bersatu, dimana keragaman tidak hanya diterima tetapi juga dirayakan sebagai muatan yang memperkaya bangsa.
Artikel Lainnya
Blog Guru
